Jumat, 29 September 2017


Hujan mengguyur komplekku sore ini. Aku merasa sangat bersyukur, karena sejak tadi aku kepanasan luar biasa. Berada dalam perpustakaan pribadiku yang tak sengaja aku sulap menjadi gudang buku mengerikan. Bisa dibilang monster lautan buku. Sebenarnya itu tidak akan terjadi bila aku menyimpan novel-novelku secara teratur. Well,inilah akibatnya buku yang aku cari lenyap ke negri antah brantah.

“Bruukk”, beberapa buku terjatuh untuk kesekian kalinya
Salah satunya menimpaku dan itu sangat nyeri sekali. Saking kesalnya aku ingin melempar buku itu, tapi aku terkesiap setelah melihat lembaran yang terbuka tak sengaja. Disana photoku terpampang bersama teman-teman kelasku dulu kelas 9. Aku terkekeh melihatnya, tidak ada yang lucu sih sebenarnya. Serangkaina senyuman menghiasi wajah kami semua termasuk aku. Aku memandanginya selama 2 detik dan aku baru menyadari ada sesuatu yang aneh disana. Bibir lembutku tersenyum tetapi sorot mataku seperti bayi yang menahan tangisan. Redup. Mungkin aku tak terlalu menyadari waktu itu. Padahal aku berusaha untuk tidak terlihat aneh saat itu.



Hujan semakin deras,aku membawa buku itu ke teras dan duduk disana. Buku kenangan yang memang menyimpan beribu kenangan yang tak akan pernah terulang 2 kali. Karena setiap detiknya keadaan akan berubah. Aku menelusuri setiap wajah-wajah dengan telunjukku. Terkekeh sendiri setiap mengingat sesuatu. Melihat wajah mereka melihat juga kebersamaanku dengannya. Lembaran demi lembaranku buka. Kenangan demi kenangan ku gali. Senyumlebarku merekah setiap kumenemukan mereka. Aku memang punya banyak teman. Salah satunya mereka yang memberiku banyak hal untuk disimpan. Mereka dengan karakteristik yang berbeda. Mereka yang selalu mewarnai hari-hariku. Dengan warnanya masing-masing. Ini bukan berarti mereke adalah power ranger, ataupun sailor moon.

Yang pertama kali kutemukan adalah Aka. Sebenarnya diantara kami dialah yang memiliki semangat menggelora. Ajaibnya ketika suasana hati kami sedang tidak enak saat melihatnya kami pun tertular dengan cepat. Aura semangatnya itu sangat luar biasa. Dia juga salah satu orang yang paling berani diantara kami. Lelahnya kami hilang ketika melihat jiwanya yang begitu fresh. Seakan-akan letih pun bukan tandingannya. Kami senang berada didekatnya, dia juga tidak sungkan untuk membagi cinta murninya kepada semua orang. Dialah merah yang melambangkan keberanian dan cinta.

Yang kedua adalah Iro. Dia adalah orang yang paling memerhatikan kesehatan. Bisa terbayang kehigenisan dan pola makannya ? Dia pun pencinta olahraga. Teman kami satu ini juga suka sekali kesejahteraan. Sekalinya ada keributan dia tak mau tau. Iro ini sekalinya memiliki tujuan, ia tak segan-segan untuk mengejarnya. Bisa dibilang paling berambisi. Dia juga adalah orang yang sangat sayang kepada kami sebagai temannya. Aku masih teringat perkataannya waktu itu “Kalian salah satu hal pentingku”. Aku takjub padanya karena dia adalah teman kami yang kuat dan menguatkan kami untuk tetap sabar dan mencoba menghadapi kesulitan dalam bentuk apapun. Dialah jingga yang melambangkan kesehatan dan kekuatan.

Yang ketiga adalah Kirin. Bisa dibilang dia lebih muda dari kami karena bulan lahirnya yang nyaris menuju akhir tahun. Well, mudah sekali mengingatnya dengan wajah sepolos anak berusia 8 tahun. Sikapnya pun yang selalu ceria, gembira, dan kesenangan yang sepertinya abadi. Suasana hangat pun dengan mudahnya menyelubungi setiap sel-sel kami. Ditambah lagi dengan senyum manisnya yang menggemaskan. Walau terlihat seperti anak kecil, tak disangka dia memiliki pancaran seorang pemimpin hebat dalam jiwanya. Dialah kuning yang melambangkan keceriaan.

Yang keempat adalah Haru. Dia ini suka sekali mengajak kami pergi camping, hiking, ke perkebunan, ke vilanya. Pokoknya yang berbau alam dialah putrinya. Ya, memang sangat pas untuk menghilangkan penat kami sehabis ujian. Dia tak pernah kehabisan tempat untuk kami. Tak perlu disangkallagi bahwa dia memang menyukai keindahan, dan menyenangi alam. Teman kami ini sangat mengidam-idamkan sikap toleransi. Dia selalu membantu kami saat kami membutuhkan pertolongan, sangat murah hati, dan rendah hati. Aku suka dengannya karena dia juga selalu kukuh memegang prinsipnya sendiri. Dialah hijau yang melambangkan kelestarian, pengharapan, dan permintaan yang tulus.

Yang kelima adalah Sora. Ia adalah salah satu Ikhwan yang suka memberi masukkan dan solusi kepada kami. Saat itu dia adalah seorang ketua kelas dan akulah yang menjadi sekretarisnya. Sora ini mempunyai kesan menenangkan pada setiap tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafasnya. Gerak geriknya pun sangat anggun dan luwes. Setiap langkahnya seperti menari-nari. Ia pun seorang yang artistik dan imaginatif. Makannya dia suka sekali kelas lukis terpancar sekali aura bahagia dalam dirinya, seperti hanyut dalam dunianya sendiri. Bila tak ada Sora kelas kami tak akan sedamai aliran sungai di pagi hari. Dialah biru yang melambangkan ruang kedamaian.

Dua terakhir ini adalah teman kembar kami. Walaupun mirip dalam sisi pandang, sangat mudah untuk membedakannya dari sikap dan sifatnya. Jadi kami tak pernah tertukar lagi setelah mengetahui itu. Yang keenam adalah Vio, dia ini seorang adik. Teman kami ini adalah orang yang sangat sederhana. Ia tidak terlalu menonjol kata sebagian orang, tapi kami tak sependapat. Dia sangat kami sayangi dan kami yakin Sang Pencipta selalu melihatnya. Dia sangat baik, keagamaannya yang tertanam erat dalam dirinya. Itu juga yang ditularkannya kepada kami teman-temannya,untuk selalu ingat kepada Sang Pencipta. Dialah nila yang melambangkan kesederhanaan.

Tarakhir adalah Ven. Dia adalah kakaknya Vio. Ven bertolak belakang dengan adiknya. Dia memiliki aura aristokrat, dan dia populer. Ia agak misterius ya selalu menyendiri terkadang. Pribadinya luar biasa, tidak pernah ragu dalam menghadapi masa depan, apa yang ia kerjakan pun sangat baik hasilnya, ia pandai dalam mengikuti perkembangan zaman. Walaupun terdengar sangat hebat sampai-sampai saat itu banyak orang yang ingin mengetahui dirinya seperti apa, dia tetap bijaksana dan saling berbagi. Dia tak menjadi sombong. Suatu waktu pernah aku memergokinya sendirian, karena memang dia tidak ada dikelas dan aku tak sengaja menemukannya. Di taman sekolah kami ia duduk melihat langit, bola matanya yang hitam bulat, pipinya yang merona, dan bibir merah mudanya yang lembut. Tak tau dia menyadari keberadaanku atau apa tetapi dia menghampiriku.Dan dia berkata, “Terkadang aku ingin seperti Vio, kesederhanaannya memikat hatiku. Aku takut menjadi sombong dan tak mengenal siapa diriku. Aku takut kalian menjauhiku”. Rahangku kaku saat itu, ternyata itulah selama ini yang ia pikirkan. Dia melindungi hubungan kami. Aku membalas pernyatannya itu, “Percayalah Ven ini adalah nikmat,bukan cobaan-Nya. Jadi syukurilah jangan ditakuti”. Dialah ungu yang melambangkan kemewahan.

Aku benar-benar bersyukur pada-Mu, Kau telah menciptakan mereka, temanku yang Kau pertemukan padaku. Itu sangat sempurna sekali. Walau aku dan temanku terpisah, tapi kami tetap berada dalam satu jalan. Yaitu jalan-Mu. Aku yakin kemana kami melangkah Engkau akan selalu menemani kami.

Inilah kisahku sebagai Niji atau kalian bisa menyebutnya Pelangi.

Persahabatan yang dilandasi kesucian, mengantarkanmu menjadi seorang dari mereka. Meski engkau ini batu atau pualam, kau akan menjelma menjadi permata.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © SCENARIO ART - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -