Jumat, 29 September 2017


“ cinta yang indah dalam kehidupan adalah cinta yang di awali dengan hal-hal bodoh dan diakhiri dengan hal-hal indah menyertainya “.
Awal cinta ini adalah curhatan yang tidak sengaja berkenalan dengan seorang lelaki lewat twitter. Panggil saja dia Febry. Aku tak pernah menyangka kalau Febry yang muncul tiba-tiba dalam hidup ku memberikan arti yang begitu indah walau aku harus menderita karena pada akhirnya di tinggalkannya.
Nama aku Cila. Umur aku 16 tahun saat ini. Aku berbagi kisah yang gak akan aku lupakan kepada semua orang yang pernah merasakan jatuh cinta. Aku menyebutnya love is twitter. Semua bermula dari follow , hingga akhirnya aku dan febry curhat-curhatan lewat twitter. Awalnya enggak nyangka bisa kenalan dengan dia lewat jejaring social yang semua public pasti akan tau.

Twitter memang sebuah ke ajaiban buat aku. Di waktu siang hari saat aku pulang sekolah, aku buka twitterku tiba-tiba ada pesan masuk yang isinya singkat.
“ Aku tunggu kamu di Grand Café. Cepetan kalok eggak datang aku bakal marah besar ? “
Karena bingung aku balik nanya. “ Maaf ini siapa?”
“ Aku Febry, kamu cepetan datang kalau enggak aku bakal marah sama kamu .“



Setelah aku cerna dan aku pikir-pikir, aku baru inget ini mungkin Febry teman aku waktu kelas VII SMP. Akhirnya aku pun kesana aku menuju Grand Café, yang letaknya gak terlalu jauh dari rumahku. Aku coba datangin tuh cafe dan akhirnya aku sapa dia di twitter dan dia bilang di meja 13. Akhirnya aku datang sambil bengong-bengong sebab aku gak kenal siapa sosok cowok ini.
“Hai Cila? Sini!!” sapanya dari kejauhan. Aku menghampirinya. Setelah aku duduk aku mulai bicara.
“ Emmm, maaf ya, aku gak tau, apa kita sebelumnya pernah kenal atau enggak. Tapi apa kita sebelumnya pernah kenal?” tanya ku dengan nada agak takut.
Aku sudah mulai kesal. Dia tak mau menyahut, hanya senyam senyum sendiri. Aku pun memutuskan untuk pergi. Namun dia mencegahku dengan cara memegang tanganku.
“ Maaf, aku enggak kenal kamu, jadi biarin aku pergi. Aku punya urusan penting. Nyesel nemuin kamu!!” kataku smbil berusaha melepas pegangannya. Saat aku ingin melepas pagangan tangannya, tiba – tiba dia terjatuh, dan membuatnya pingsan. Aku bingung. Aku pun terpaksa membawanya ke mobilku, dengan tergopoh – gopoh.

Aku bingung mau turunin dia dimana. Akhirnya kepikiran juga buat liatin dompet dia, buat ngecek KTP dia kali-kali aja ada alamat rumahnya. Tiba-tiba saat aku coba ambil dompet dia, Sebuah ciuman tepat di pipiku ku. Seenaknya dia? Aku langsung menamparnya.
“ Apa – apaan sih kamu? Cowok brengsek!!” kataku penuh emosi.
“Emang kenapa? Kamu yang udah bawa aku ke dalam jeritan cintamu. Salah sapa kamu bikin aku naksir kamu” katanya santai.
“ Ngomong apa sih?” tanyaku.
“OK! Cila, mungkin kamu enggak kenal aku. Tapi aku kenal kamu. Aku tau kamu dari twitter. Aku enggak tau, tiba – tiba aja aku naksir kamu. Aku sering ngikutin kamu. Karena aku udah enggak tahan, jadinya aku pingin ketemu kamu. Awalnya aku ingin bicara baik – baik di Café, tapi ceritanya malah jadi kayak gini” katanya panjang lebar. Aku masih sedikit terkejut. Cowok aneh yang namanya Febry ini naksir aku?
“ tapi aku enggak kenal kamu!” kataku dengan nada masih terkejut.
“ Cila, kita masih bisa kan kenal lebih dekat? Aku sayang sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku? kita masih bisa kan kenal lebih dekat? Aku mohon Cila!!” katanya sambil memohon dan memegang tanganku.
Aku masih pikir – pikir. Setelah liat – liat, ternyata Febry ganteng juga.

Dia bertanya lagi. “ Cila, aku butuh jawabanmu sekarang!!” katanya lagi. Aku berfikir gimana kalo aku terima saja dia. Karena, aku pikir aku juga sayang dia.
“Iya,” kataku singkat. Kami berdua saling tersenyum.
Akhirnya kami pun pacaran. Walau tak ada perkenalan sebelumya. Kami sering twitteran. Sering jalan bareng. Dia benar – bener cowok yang sayang sama aku. mamaku tau kalo aku pacaran sama Febry. Dan aku begitu gembira setelah tau, dia jago karate.

Malam itu berbeda dengan hari-hari biasanya. Dia begitu cakep dan harum sekali. Dia memberikan pancaran kebahagiaan dari wajahnya. Aku lihat mulai ujung rambut sampai ujung kaki dengan memakai long-sleeve putih dan celana jins dongkernya. Dia duduk di depanku dengan senyum yang terpampang di raut wajahnya. Lalu aku bertanya.“ Sayang apa imipian kamu dalam hidup?” Tanyaku sambil tersenyum.
“ Berjumpa dengan orang seperti kamu dalam hidup aku..” Katanya kemudian mengelus kepalaku.
“Selain itu?” Tanyaku lagi.
“ Selain itu aku cuma mau kamu bahagia bersamaku. Dan sekarang aku mau tanya!! Apa sekarang kamu bahagia..!” Tanyanya.
“ Aku bahagia,” Kata ku kemudian memeluknya. Lalu aku balik tanya ke padanya
“ Kenapa kamu memilih aku dalam hidupmu? ”
Lalu dia menatapku dengan mata tajamnya. “ Kenapa aku pilih kamu, karena hati ini sudah menetapkannya untuk kamu. Hanya kamu yang aku cinta, aku sudah jatuh cinta padamu dari kemarin, hari ini, esok dan sepanjang massa.” Katanya dengan nada serius dan menatap mataku seolah-olah aku tak bisa bergerak karena mata tajamnya yang tertuju padaku.

Detak jantungku semakin berdetak kencang, tanganku mulai dingin bahkan aku tak bisa berkata satu katapun untuknya. Aku hanya bisa menatapnya dengan senyuman indah.
“ Dia menarikku mengajakku untuk berdangsa dengan irama music yang sangat merdu.”
Seusai berdangsa aku lihat pada layar Hp-ku pukul 12.00 PM. Dan aku lihat di luar sana sudah mulai gelap hanya kernap-kernip di langit ada bintang dan bulan yang bersinar terang. Memancarkan kebahagiyaan. Kita memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam.

Keesokan harinya aku bangun dengan wajah yang ceria, dan aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Tiba – tiba ada suara Hp yang mengagetkan aku untuk cepat- cepat keluar dari kamar mandi. Aku lihat di layar Hpku terpampang I pesan masuk dengan nama Mery. Dia sahabat terbaiku di SMA, dia yang selalu membantu aku untuk terus semangat. Aku lihat pesan itu dan terpampang di layar destop Hpku. “ Cila bisakan kita berangkat sekolah bersama? Soalnya mamaku enggak bisa nganterin aku kesekolah.”
“ Iya Mer entar lagi aku berangkat, tunggu aja di rumah kamu Mer.” Balasku pada Mery.

Aku liaht di jam dinding kamarku dengan rasa terkejut ternyata sudah jam 06.30 AM. Aku cepat – cepat menata buku dan langsung berangkat ke sekolah tanpa meminum susu buatan bik mina. Sesampai di depan rumah Mery aku ingat sesuatu, tapi entah itu apa aku enggak inget sama sekali.
“ Cil kenapa kamu? Kenapa muka kamu kelihatan seperti orang bingung gitu?” tanyanya Meri pada Cila.
“ Ada sesuatu yang tertinggal di rumah, tapi aku gak inget apa yang tertinggal.” Jawabnya dengan penuh fikiran.
“ Buku pr kali?”
“ Bukan, hari ini enggak ada PR sama sekali.”

Dia lihat di layar destop hpnya terpampang kalau hari ini ultah Febry yang ke 19 tahun.
“ Mery aku ingat sekarang, sekarang ini ultahnya Febry yang ke 19 tahun, dan nota + kadonya ketinggalan di kamar.” Ujarnya dengan bingung.
“ Kok bisa lupa shie Cil, emang kamu enggak nyiapin tadi malam?”
“ Udah aku siapin tinggal bawa aja, tadi aku keburu – buru berangkat sekolah, aduhh… gimana nih Mer? ” Tanyanya pada Mery dengan penuh kekhawatiran.
“ Gini aja entar malam kamu mintak dia ke Grand Café, kamu rayain aja di sana, nanti aku dah yang ngatur tempat – tempatnya masalah kue biar aku ambil entar di tokohnya, pokoknya kamu sama Febry terima beres aja dah. Ok ! “
“ Ok ! “ jawabnya dengan hati lega.

Malam ini pikul 08.00 PM. Aku bersiap – siap untuk datang ke Grand Café. Tiba – tiba ada suara klakson di depan rumah aku, aku lihat dari balik candela kamarku ada sebuah mobil BMW marcedes berwarna hitam mengkilat entah itu mobil siapa aku juga enggak tau. Soalnya enggak terlihat jelas mobil itu, karena di luar sana sudah cukup gelap. Aku hiraukan mobil itu untuk menggambil handphonku yang bergetar mulai tadi. Aku lihat ternyata telfon dari Febry.
“ Sayang kamu sudah siap? Aku sudah ada di depan rumah kamu nih.”
“ Iya tunggu sebentar aku mau kesitu.”

Sampai di depan gerbang aku lihat dia dengan memakai kemeja berwarna putih dengan celana hitam. Sungguh sangat keren dia. Yang buat aku enggak nyangka dia mengendarai mobil sendiri malam – malam. Yang ternyata aku lihat tady mobil BMW Febry. Dia menghampiri aku dan membukakkan pintu mobilnya.
“ Sayang tumben kamu bawa mobil sendiri malam – malam?” tanyaku dengan penuh keheranan.
“ Iya, masak mau keluar sama kamu harus di antar sopir, kan enggak romantic sayang.”
“ Hhmm bisa aja kamu, emang mama kamu ngebolehin bawa mobil kamu ini, bukannya mama kamu ngelarang bawa mobil kamu semenjak kamu habis balapan mobil kemarin?” Tanyaku dengan tanda “?”
“ Tadi sebelum aku berangkat jemput kamu, mama sempet bilang katanya aku enggak papa bawa mobil sendiri, cuma iya gitu enggak boleh buat balapan, biasalah mama enggak ngerti anak zaman sekarng.”
“ huusss gak boleh gitu, lagian mama kamu bilang gitu karena mama kamu sayang sama kamu, bukan gak tau zaman kali.”
“ iya – iya bawell…”

Samapai di depan Grand Café, aku mulai masuk dan langsung menuju ketaman café yang memang sudah di sewa tady pagi sama Mery. Aku lihat dengan kejauhan terlihat lampu berkelip dan pancaran sinar lampu yang tertuju pada kita dengan irama music biola yang sangat merdu.
“ Sayang malam ini kusus buat kamu.”
“ Emang ada apa mala mini ? “ Tanya Febry dengan penuh kebingungan.
Aku memang enggak ngasih tau dia kalau aku memang mau bikin sprise buat dia malam ini.
“ Enggak ada apa – apa kok sayang.”

Kita menuju ketempat yang udah aku sewa tady siang. Di sana lengkap dengan makanan, minuman dan kue ulang tahun buatnya. Di saat kita berjalan sesampai di tengah – tengah terdengar nyanyian happy britday buat Febry. Aku juga bingung kenapa ada nyanyian seperti ini, dalam konsepku aku enggak nyuruh Mery buat nyanyiin lagu ini. Yang aku suruh hanya iringan music biola saja. Tapi gak papalah yang penting dia seneng malam ini.
“ Sayang makasih ya buat malam ini, aku enggak nyangka bakal seperti ini.”
“ Iya, Happy britday ya sayang, semoga makin dewasa, makin sayang keluarga, makin smart, ok !

Tiba – tiba ciuman darinya nyasar ke pipiku. Tanpa aku berfikir aku hiraukan saja ciuman dia. Malam ini malam penuh arti dalam hidupku. Momen – momen terindah seperti ini gak bakal aku lupakan sampai kapanpun. Buatku dia begitu berarti dalam hidupku. Dia sosok cowok yang baik hati + romantic. Tiba – tiba ada rasa yang mengganjal dalam hatiku, entah kenapa perasaaan aku jadi enggak tenang, seperti ada orang yang akan memisahkan kita berdua.
“ Sayang kamu kenapa? Tanya padaku dengan penuh kekawatiran.
“ Aku enggak papa kok.” Jawabku dengan singkat.
“ Kalau kamu punya masalah kamu cerita sama aku Cil, gak perlu di tutupin kayak gini.”
“ Perasaanku enggak enak aja malam ini, aku takut malam ini malam terakhir buat kita, aku takut malam ini merupakan malam perpisahan aku denganmu.”
“ Sayang kenapa kamu berbica seperti itu? Aku enggak akan meninggalkanmu, enggak akan ada yang bisa memisahin kita berdua, percayalah padaku,” Katanya untuk meyakinkan perasaanku.
“ Tapi kalau maut memisahkan kita bagaimana, kita tidak akan tau rencana Tuhan kedepannya buat kita.” Kataku dengan rasa cemas.
“ Percayalah padaku Tuhan tidak akan memisahkan kita, Tuhan akan berikan hal terindah untuk masa depan kita nanti.” Ucapannya dengan penuh keyakinan padaku.
Usai merayakan pesta ultah kitapun pulang. Walau perasaanku masih takut akan kehilangannya. Sampai di rumah dia bilang ke aku “ Sayang kamu enggak perlu memikirkan hal seperti itu, kita enggak akan pernah berpisah sampai mau yang akan memisahkan kita nanti.” Gumamnya dengan penuh yakin.
Aku hanya bisa mengangguk dan kelur dari mobilnya.

1 minggu setelah ultah dia, dia jarang nge- twitter aku, sms aku, bahkan telfon aku. Enggak kayak biasanya hampir 3x sehari dia telfon seperti makanan pokokku sehari – hari. Aku bahkan mau makan aja harus telfon dia. Tapi sekarang enggak. Aku bingung dengan dia, kenapa 1 minggu ini dia enggak ada kabar sama sekali. Aku terus memikirkannya. Waktu pagi – pagi aku ngebukak twitter ada 1 pesan yang masuk aku lihat pesan dari Febry. “ Sayang bagaiman kabar kamu? Aku kangen akan senyum, peluk, bahkan canda tawamu. Setiap hari aku selalu memikirkanmu. Aku sayang kamu Cila.”
Aku balas pesan dia dengan panjang lebar. Aku tunggu 1 jam tapi enggak ada balasan. Aku liat di twitternya kalau dia pindah sekolah ke Amerika ikut mamanya. Tiba – tiba air mataku menetes di pipiku dengan deras. Aku enggak nyangka dia akan meninggalkan aku sendiri di sini tanpa ada kabar. Aku ingat tentang firasatku waktu malam ultahnya.
“ Perasaanku enggak enak aja malam ini, aku takut malam ini malam terakhir buat kita, aku takut malam ini merupakan malam perpisahan aku denganmu.”

Kenapa firasat itu terjadi bener pada aku. aku terus berfikir – berfikir dan berfikir. Malam ini aku membayangkannya sampai – sampai aku memimpikannya. Ke esokkan harinya aku tulis pesan di twitternya.
“ Sayang aku sayang sama kamu. Hari ini aku bermimpi.
Aku bermimpi selamanya akan selalu bersama kamu.
Aku bermimpi selamanya bisa menuliskan tentang impian kita.
Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama ilustrasimu.
Karena bersama kamu lah aku tidak takut lagi menjadi pemimpi dan hanya bersama kamu semuanya terasa dekat dan dunia ini hanya milik kita berdua. Selama kau taka da di sampingku tak akan pernah ada ruang hati buat orang lain selain kamu yang memilikinya. Dan kemanapun kamu pergi, kamu tetap orang yang paling nyata, paling berarti dalam hidupku. Jaga diri baik-baik dan selalu tersenyum walau tak ada aku di sampingmu lagi “
Itu merupakan pesan terakhir yang aku krim ke dia. Aku hanya bisa berharap takdir bisa menemukanku dengannya kembali seperti awal bertemuku di twitter dan saat ini aku pun berharap kelak ketika kita bertemu lagi dia masih ingat kalau aku selalu ada di hatinya. Entah 1000 tahun lagi pun.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © SCENARIO ART - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -